Dalam beberapa tahun terakhir, dunia akademik mengalami transformasi besar dalam sistem publikasi ilmiah. Salah satu perubahan paling signifikan adalah munculnya jurnal open access, yaitu jurnal yang memungkinkan siapa pun membaca dan mengakses artikel secara gratis tanpa batasan berlangganan. Konsep ini lahir dari semangat demokratisasi ilmu pengetahuan bahwa hasil penelitian seharusnya dapat diakses luas oleh masyarakat dan peneliti di seluruh dunia. Namun, di balik manfaatnya, masih muncul stigma bahwa jurnal open access identik dengan jurnal yang tidak bereputasi.
Daftar isi
ToggleApa Itu Jurnal Open Access?
Jurnal open access adalah sistem publikasi ilmiah yang memungkinkan artikel dapat diakses bebas melalui internet. Berbeda dengan jurnal berbayar (subscription-based), pembaca tidak perlu membayar biaya berlangganan. Biaya operasional jurnal biasanya ditanggung melalui article processing charge (APC) yang dibayarkan oleh penulis, lembaga, atau sponsor penelitian.
Model ini bertujuan memperluas jangkauan ilmu pengetahuan, mempercepat diseminasi hasil penelitian, dan mendukung kolaborasi antarpeneliti global. Banyak lembaga akademik dan badan pendanaan kini mendorong publikasi open access sebagai wujud keterbukaan ilmiah.
Baca Selengkapnya : Etika Penulisan Karya Ilmiah
Stigma terhadap Jurnal Open Access
Sayangnya, masih banyak kalangan yang menganggap bahwa jurnal open access tidak memiliki reputasi akademik yang baik. Stigma ini muncul karena adanya sebagian kecil jurnal open access yang beroperasi dengan praktik tidak etis sering disebut jurnal predator yang hanya mengejar biaya publikasi tanpa proses peer review yang ketat. Kondisi ini membuat sebagian penulis atau institusi menjadi ragu untuk mempublikasikan karyanya di jurnal open access.
Padahal, banyak yang mengira jurnal open access itu tidak bergengsi, sementara faktanya banyak jurnal open access yang justru masuk dalam indeks bereputasi seperti Scopus Q1 atau Web of Science (WoS). Open access hanya berarti artikelnya dapat diakses gratis oleh publik, bukan berarti kualitasnya rendah. Persepsi yang menyamakan “akses terbuka” dengan “tidak bereputasi” jelas keliru dan tidak didukung bukti empiris.

Ingin memastikan tulisan Anda sempurna sebelum diterbitkan?
Hubungi kami sekarang dan jadikan tulisan Anda lebih berkualitas serta siap bersaing di pasar. Klik tombol di bawah untuk konsultasi gratis dan ketahui lebih banyak tentang layanan kami.
Jurnal Open Access Juga Bereputasi
Banyak jurnal open access justru memiliki reputasi internasional yang sangat tinggi. Beberapa jurnal dengan peringkat Q1 atau Q2 di database Scopus maupun Web of Science beroperasi dengan model open access. Contohnya, jurnal-jurnal di bawah penerbit bereputasi seperti Elsevier, Springer Nature, Frontiers, dan MDPI.
Jurnal-jurnal tersebut tetap menerapkan proses peer review ketat, sistem editorial profesional, serta memiliki impact factor tinggi yang diakui secara global.
Selain itu, model open access justru memberikan keuntungan tambahan:
- Akses Lebih Luas – Artikel dapat dibaca, dikutip, dan dimanfaatkan oleh lebih banyak peneliti di seluruh dunia.
- Visibilitas dan Sitasi Lebih Tinggi – Karena bebas diakses, peluang artikel untuk disitasi juga meningkat.
- Mendukung Transparansi Ilmiah – Penelitian menjadi lebih terbuka dan dapat diverifikasi oleh siapa pun.
Dengan demikian, reputasi jurnal tidak seharusnya diukur dari model aksesnya, melainkan dari kualitas proses editorial, reputasi penerbit, indeksasi, dan dampak ilmiah yang dihasilkan.
Stigma bahwa jurnal open access tidak bereputasi sudah saatnya dihapus. Open access bukan berarti kualitas rendah, melainkan bentuk inovasi publikasi yang menjunjung keterbukaan, kolaborasi, dan diseminasi ilmu secara luas. Selama jurnal tersebut memiliki sistem penelaahan yang ketat, terindeks di lembaga bereputasi, serta dikelola secara profesional, maka jurnal open access layak disebut jurnal bereputasi.
Bahkan, di era digital seperti sekarang, jurnal open access justru menjadi simbol kemajuan dalam dunia akademik: terbuka, transparan, dan inklusif. Ilmu pengetahuan seharusnya tidak dibatasi oleh tembok akses, dan open access menjadi salah satu jalan untuk memastikan ilmu dapat diakses oleh semua orang tanpa mengorbankan kualitas dan reputasi ilmiah.
Anda bisa membaca mengenai tips penulisan artikel, publish jurnal dan mengenal seputar jurnal ilmiah dengan mengunjungi sosial media kami di
instagram @jakadjournal @jasa_publikasijurnal – tiktok @jakadjournal
untuk informasi lebih lanjut jika Anda memerlukan informasi mengenai publikasi jurnal dapat menghubungi 08988589601
awidy